Hakekat
Seni dan Peranannya dalam Masyarakat
Seni
adalah ”kegiatan untuk menciptakan sesuatu yang dapat dipahami oleh perasaan
manusia: bentuknya dapat berupa lukisan, patung, arsitektur, musik, drama,
tari, film, dan sebagainya” (Langer, 1994). Pernyataan ini dapat diasumsikan
bahwa karya seni pada dasarnya adalah hasil ciptaan karya manusia yang memuat
segala macam obsesi atas penglihatan terhadap fenomena alam yang ada di
sekitarnya, dan dalam eksekusinya diperlukan suatu keahlian khusus seperti
hasrat seni atau jiwa seni dari sang pencipta termasuk cara pengolahan unsur-unsur
yang menyertainya, hingga orang lain yang melihat dapat menikmati dan merasakan
apa yang menjadi obsesi dari seniman atau sang pencipta tersebut. Dalam
mewujudkan hal tersebut, tentu perlu adanya suatu media atau medium sebagai
penjelas dari makna seni yang akan ditampilkan, hingga hasilnya nanti dapat
dirasakan oleh orang lain sebagai penikmatnya. Beragam medium seni telah lahir dari ide para kreatornya hingga
hasilnya nanti membentuk suatu klasifikasi tersendiri dari setiap karakter yang
akan ditampilkan atau divisualisasikan kepada masyarakat sebagai penikmatnya
seperti seni tari, seni musik, seni karawitan, seni rupa-desain dan seni
teater, dimana kesemuanya itu akan selalu bersinggungan dengan proses kehidupan
manusia dalam melahirkan peradaban dunia.
Kata
seni teater dimana dalam operasionalisasinya dipentaskan secara langsung serta
dinikmati selama berlangsungnya pementasan itu, oleh orang-orang khusus akan
dikembangkan lagi dengan bantuan peralatan teknologi perekaman gambar bergerak
berikut suaranya dan hal ini bisa diciptakan di masa era modern melalui
peralatan teknologi kamera film ataupun teknologi kamera video hingga bisa
menghasilkan suatu rekaman illustrasi sebagai hasil duplikasi menyerupai dari
aslinya. Hasil rekaman itu merupakan suatu penggambaran dari suatu peristiwa
asli dengan perkayasaan pengadegannya hingga mengandung runutan alur cerita
berdasarkan rancangan yang telah dibuat sebelumnya hingga menghasikan suatu
cerita utuh dimana tadinya hanya sekedar
dilihat secara langsung dalam pementasan terbuka, kini dapat dialihkan dengan
media perekaman dan hasilnya dapat dilihat kembali setelah dilakukan pengeditan
atau perekayasaan gambar dengan menyertakan beberapa efek khusus di dalamnya
sampai akhirnya lahirlah sebuah karya film yang bisa ditonton setiap waktu
secara berulang-ulang dan kehadirannya dari waktu ke waktu akan mengalami
teknik penyempurnaan seiring berkembangnya perangkat teknologi sebagai alat
perwujudannya hingga menghasilkan karya-karya spektakuler yang tak akan terbayangkan
oleh kita pada keadaan sebelumnya dan
sampai kini keberadaanya makin disukai oleh semua lapisan masyarakat.
Dalam
perspektif karya ”Audio Visual”, hakekat seni semakin nyata dibutuhkan dalam
proses berjalannya suatu kehidupan di masyarakat dan para kreatornya akan
selalu dituntut untuk lebih kreatif dalam menciptakan karya-karya ke arah lebih
dinamis dan atraktif seiring dengan perkembangan teknologi yang menyertainya,
bahkan karya seni jenis ini mendapat posisi utama oleh media sebagai unsur yang
dapat mempengaruhi para pemirsa atau penikmat hingga pada akhirnya karya ini
dapat memprovokasi massa untuk mau mengikuti pesan apa dibalik dari deretan
gambar berkesinambungan itu yang telah dipublikasikan melalui media audio
visual ke dalam lingkungan masyarakat. Ketika memasuki abad millenium ketiga,
dimana dunia informasi dengan didukung kecanggihan dari perangkat teknologi
telah masuk ke dalam relung-relung kehidupan manusia, hingga keberadaan suatu
”informasi” hasil kolaborasi seni dan teknologi diperlakukan sebagai suatu
produk industri media dalam lingkunganmasyarakat modern, dimana keberadaannya
dapat mempengaruhi dan merubah pradigma masyarakat tentang melihat suatu
kehidupan di berbagai belahan dunia dalam satu ruangan tertutup sekalipun, apa
yang telah kita utarakan itu tidak pernah terbayangkan pada proses kehidupan
sebelumnya.
Kencangnya
arus ”globalisasi” yang melanda ke seluruh dunia dan diiringi dengan tingginya
peran teknologi informasi dalam kehidupan manusia, hingga peradaban manusia
berada pada titik kulminasi yang membanggakan. ”Dunia modern” dengan segala
macam atributnya, yang kala itu hanya sebagai suatu wacana saja dalam setiap
kesempatan, kini telah menjadi suatu kenyataan. Kehadiran peralatan
berteknologi serba canggih telah menyusup dan menjadi bagian dari aktifitas
kehidupan melalui terbentuknya jaringan media yang terintegrasi itu, secara
tidak langsung akan berdampak pada terciptanya peradaban dunia dan isinya ke
arah lebih baik. ”Awalnya bahwa dunia sangat luas dan untuk berkomunikasi
tentunya diperlukan waktu yang panjang dan berliku-liku dalam proses
operasionalnya. Namu hal itu semua bisa terjadi dalam waktu yang relatif
singkat dan mengisyaratkan seolah-olah dunia ini telah menjadi dalam satu
genggaman tangan” (Sachari, 2007). Pandangan ini didasarkan pada suatu
kenyataan bahwa, teknologi dengan berbagai
macam kecanggihannya yang terlahir, akan membawa arus informasi dunia
dan komunikasi antar negara lewat satelit komunikasi telah menyebarkan berbagai
macam peristiwa melalui jaringan cyber virtual digital yang terhubung dengan
negara satu dan negara lainnya secara on line, hingga arus informasi yang
terhubung melalui jaringan media itu sulit dibendung lagi penyebarannya.
Berangkat dari sinilah suatu informasi yang membawa suatu peristiwa dari
berbagai macam wilayah itu, dalam waktu bersamaan dapat diakses dan dilihat
secara virtual menyeruapai bentuk
alsinya pada setiap negara dengan
memakai peralatan teknologi multimedia.
Peranan
seni semakin diakui eksistensinya ketika industri media menjadi bagian penting
dalam proses kehidupan manusia pada era modern. Eksistensi industri media
semakin dipercaya fungsinya ketika teknologi informasi yang mengusung dengan
kecanggihan teknologi berada di belakangnya. Industri media makin berkibar
peranannya ketika melahirkan gambar-gambar yang spektakuler hasil perekayasaan
yang mengusung imajinasi tinggi para perancangnya baik secara Visual
(statis/diam) dalam bentuk majalah, tabloid, koran, billboard dan display
maupun secara Audio Visual (dinamis/bergerak) dalam bentuk video, televisi dan
film. Dari kedua media tersebut, media Audio Visuallah yang paling digemari
oleh masyarakat hingga peran televisi tak dapat dipisahkan dalam kehidupan
masyarakat, meskipun bentuk lain semacam karya film dan karya video tidak lepas
dari penglihatannya. Mengapa keberadaan televisi telah mendapatkan tempat di
hati masyarakat, hal ini dikarenakan televisi dianggap sebagai salah satu media
yang memberikan informasi secara aktual dan faktual tercepat dalam penyebarannya
dan sekaligus sebagai sarana hiburan termurah dan menarik yang mampu menyedot
jutaan permirsa daripada media sebelumnya. Tidak heran jika televisi dijadikan
media pilihan utama oleh kelompok-kelompok tertentu dalam mempengaruhi massa
untuk percaya dan mendukung kepentingan kelompoknya, bahkan para elite politik
dan pemerintahpun tak lepas dari peran media dari kotak kecil yang berintelijen
tinggi itu.
Karena dalam orientasi
dan operasionalnya televisi dianggap sebagai alat yang ampuh untuk memprovokasi
massa, agar mengikuti apa yang akan direncanakan dibalik dari tayangannya.
Lihatlah pemberitaan melalui televisi tentang kotornya pelaksanaan Pilkada,
maraknya korupsi tanpa tidakan hukum yang tegas, tawuran antar warga, iklan
televisi yang terkadang over acting, iklan pemilu yang bikin kita bingung
memilihnya akibat kegombalan dari jurkamnya serta sederetan acara yang lain
berseliweran dari menit ke menit tak luput dari penglihatan pemirsa tiap hari.
Dari beberapa fakta tersebut, sangat wajarlah bila banyak pihak yang
mengkhawatirkan akan perkembangan mutu rancangan program acara televisi yang
tidak memperhatikan rambu-rambu “kode etik penyiaran” sehingga hasil
tayangannya akan berdampak negatif bagi kalangan pemirsa